Tabel di bawah adalah rekomendasi day trading untuk DILD yang saya berikan kepada para member yang mendaftar untuk analisa saham saya. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan pagi hari sebelum pasar saham (market) pada hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham DILD dari tanggal 25-10-2010 sampai dengan 29-10-2010.
Saham DILD mulai naik pada tanggal 28-10-2010. Pada tanggal 29-10-2010 saham ini dibuka pada harga 500. Sesuai analisa di atas, maka bila DILD naik mencapai 510, maka rekomendasinya adalah sell ≥ 510, kemudian buy kembali di 475. Para trader/ investor dapat menjual DILD pada harga 510 – 530. Walau pun mereka tidak dapat membeli kembali pada harga 475 saat itu, mereka sama sekali tidak mengalami kerugian dengan menjual DILD pada harga 510 - 530. Harga tersebut adalah harga jual terbaik DILD yang dapat mereka peroleh.
Pada tanggal 01-11-2010, DILD mulai turun. Pada tanggal 24-11-2010, DILD sudah turun sampai 440 dan ditutup pada harga 450. Pada tanggal 25-11-2010, DILD turun sampai 445 dan ditutup pada harga 450 kembali.
Review saham DILD ini kembali membuktikan untuk kesekian kalinya, bahwa analisa saham dari Profit Trading adalah satu di antara analisa saham yang terbaik.
Thursday, November 25, 2010
Review DILD 25-10-2010 s.d. 29-10-2010
Labels:
TA Reviews
Sunday, November 14, 2010
Review TLKM 01-11-2010 s.d. 12-11-2010
Tabel-tabel di bawah adalah analisa day trading untuk TLKM yang saya berikan kepada para member yang mendaftar untuk analisa saham saya. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan sebelum pasar saham (market) dari hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham TLKM dari tanggal 01-11-2010 sampai dengan 12-11-2010.
Beberapa analis saham yang mempelajari Candle Stick kadang terlalu melebih-lebihkan kemampuan Candle Stick. Sebaliknya karena ketidaktahuannya, beberapa analis juga menganggap analisa saham Profit Trading hanya biasa-biasa saja. Saya katakan Candle Stick sebenarnya bukanlah teknik analisa teknikal yang sempurna, di samping memang memiliki kelebihan dibandingkan indikator lainnya, terutama dalam hal menunjukkan adanya sinyal-sinyal reversal. Pada review saham TLKM kali ini, saya akan menunjukkan kelemahan-kelemahan Candle Stick yang justru terletak pada kelebihannya, yaitu untuk menunjukkan adanya sinyal-sinyal reversal. Saya juga akan membandingkannya dengan analisa saham dari Profit Trading.
TLKM mencapai harga tertingginya 9.800 pada tanggal 05-10-2010 dan 06-10-2010. Pada tanggal 06-10-2010 TLKM mulai turun. Setelah turun mencapai harga terendah 8.850 pada tanggal 25-10-2010, saham ini naik kembali mencapai 9.250 pada tanggal 28-10-2010 dan 29-10-2010. Pada tanggal 29-10-2010, saham TLKM mulai turun kembali.
Pada tanggal 01-11-2010 sampai 03-11-2010 TLKM turun. Pada tanggal 04-11-2010 saham ini mulai naik. Banyak trader, investor dan analis saham berpikir bahwa TLKM sudah reversal naik setelah turun dalam. Coba perhatikan chart TLKM sampai penutupan tanggal 04-11-2010. Candle Stick TLKM saat itu membentuk white spinning tops di bottom, bersama dengan candle sebelumnya membentuk pola bullish harami. Posisi candle stick TLKM juga sudah berada di bawah batas bawah Bollinger Bands. Ini merupakan sinyal reversal naik. Stochastic, RSI, MACD dan ADX masih menunjukkan pola bearish. Akan tetapi pada tanggal 05-11-2010, TLKM kembali turun lebih dalam lagi. TLKM turun sampai 7.750 dan ditutup pada harga 7.850. Candle Sticknya membentuk long black candle yang turun di bawah Candle Stick tanggal 04-11-2010. Kedua candle tanggal 04-11-2010 dan 05-11-2010 tersebut membentuk pola bearish engulfing. Candle Stick sekarang menunjukkan sinyal bearish. Ini berarti sinyal reversal naik dari Candle Stick tanggal 04-11-2010 SALAH. Candle Stick tanggal 04-11-2010 sebenarnya hanya menunjukkan pergerakan harga dan adanya kenaikan harga penutupan dibandingkan dengan harga pembukaan TLKM pada hari itu, tidak lebih dan tidak kurang dari itu. Candle Stick TLKM tanggal 04-11-2010 sudah gagal menunjukkan bahwa analisa teknikal ini berguna untuk mendeteksi sinyal reversal.
Pada tanggal 05-11-2010, Candle Stick TLKM berupa long black candle yang turun di bawah candle stick tanggal 04-11-2010 membentuk pola bearish engulfing. Pada Stochastic, garis K bergerak mendekati garis D, tetapi belum membentuk golden cross. RSI, MACD dan ADX masih menunjukkan pola bearish. Banyak analis berpikir bahwa TLKM masih akan turun lebih dalam lagi.
Chart di bawah ini adalah chart TLKM sampai tanggal 08-11-2010.
Pada tanggal 08-11-2010 sebelum market open, Profit Trading mengeluarkan analisa TLKM di atas. Analisa ini dibuat sesudah market tanggal 05-11-2010 tutup. Sesuai analisa tersebut, bila TLKM dibuka pada harga 7.900 dan naik mencapai 8.000, maka rekomendasinya adalah buy TLKM di 8.000, kemudian sell ≥ 8.200. Rekomendasi ini menunjukkan bila TLKM dapat naik mencapai 8.000, maka TLKM akan berbalik naik. Ini berarti sebelum market tanggal 08-11-2010 dibuka, Profit Trading sudah menganalisa sinyal reversal naik dari TLKM. Pada saat TLKM mencapai harga 8.000, masih banyak juga trader, investor dan analis yang menunggu TLKM menembus resisten 8.100 untuk memastikan reversal naik dari TLKM. TLKM hari itu naik sampai 8.150, artinya sinyal reversal naik dari Profit Trading pada harga 8.000 AKURAT dan BENAR. Trader/ investor yang menunggu TLKM menembus ke atas 8.100, akan sedikit terlambat membelinya. Seandainya trader/ investor mengetahui bahwa saat TLKM mencapai 8.000 merupakan sinyal kenaikan TLKM yang dapat dipercaya, apakah mereka akan dan perlu menunggu TLKM menembus ke atas resisten 8.100 baru membelinya ?. Trader/ investor tidak akan kesulitan menjual TLKM ≥ 8.200 karena mulai tanggal 09-11-2010 sampai tanggal 12-11-2010, harga tersebut sudah tercapai.
Dengan naiknya TLKM pada tanggal 08-11-2010, sekali lagi sinyal turun dari Candle Stick pada tanggal 05-11-2010 SALAH. Tidak ada sinyal reversal naik pada Candle Stick tanggal 05-11-2010 yang menunjukkan harga TLKM tanggal 08-11-2010 akan berbalik naik. Dua kali dalam 2 hari berturut-turut Candle Stick sudah salah memberikan sinyal. Ini disebabkan Candle Stick sebenarnya hanya menggambarkan pergerakan harga yang terjadi pada hari tersebut. Candle Stick hitam atau putih, panjang atau pendek, semuanya menggambarkan pergerakan harga yang sudah terjadi pada hari itu. Penilaian apakah harga akan naik atau turun keesokan harinya hanyalah asumsi dari trader, investor atau analis yang membaca pola Candle Stick yang sudah terbentuk. Mereka menarik kesimpulan bahwa apa yang akan terjadi keesokan harinya akan sama dengan yang sudah terjadi pada hari itu, walau pun sebenarnya tidak selalu demikian. Candle Stick TIDAK BENAR-BENAR MENUNJUKKAN apa yang akan terjadi keesokan harinya atau di masa yang akan datang. Kelemahan lainnya adalah Candle Stick TERLAMBAT menunjukkan sinyal reversal naik saham TLKM tanggal 08-11-2010, karena Candle Stick terbentuk dan dibaca setelah penutupan market. Ini berarti setelah market tanggal 08-11-2010 ditutup dan TLKM ditutup pada harga 8.150, Candle Stick baru memberikan sinyal reversal naik saham TLKM. Pada tanggal 08-11-2010 Stochastic baru golden cross, sedangkan RSI mulai berbalik naik, tetapi belum golden cross. MACD dan ADX belum menunjukkan reversal naik. Indikator-indikator ini pun terlambat mendeteksi sinyal reversal saham TLKM.
Setelah market tanggal 05-11-2010 ditutup dan sebelum market tanggal 08-11-2010 dibuka, analisa saham dari Profit Trading sudah menunjukkan bahwa TLKM akan naik bila saham ini dapat naik mencapai 8.000. Ini berarti analisa saham ini mendeteksi sinyal reversal LEBIH CEPAT daripada Candle Stick, indikator-indikator tersebut di atas dan support - resisten. Karena mendeteksi sinyal reversal lebih cepat, maka analisa saham Profit Trading juga merekomendasikan HARGA BELI yang LEBIH MURAH daripada yang ditunjukkan Candle Stick, Stochastic dan resisten 8.100. RSI, MACD dan ADX bahkan belum menunjukkan sinyal untuk beli.
Para trader, investor dan analis saham yang jeli tentunya akan bertanya-tanya, bukan hanya sekedar melihat bentuknya yang sederhana. Mengapa analisa Profit Trading yang begitu sederhana, hanya terdiri dari rekomendasi jual dan beli, justru mampu menunjukkan sinyal reversal yang dapat dipercaya secara lebih cepat dan harga beli yang lebih murah daripada Candle Stick, Stochastic, RSI, MACD, ADX dan support – resisten ?. Seperti sudah saya jelaskan dalam postingan mengenai Buy dan Sell Area, bahwa sinyal-sinyal beli dan jual dalam analisa saham Profit Trading ditentukan berdasarkan Buy dan Sell Area saham yang bersangkutan. Buy dan Sell Area tersebut ditentukan dengan memakai analisa teknikal yang mengukur kekuatan dan keseimbangan antara demand (permintaan) dan supply (penawaran) dalam market. Ini berarti Buy dan Sell Area serta sinyal-sinyal beli dan jual pada analisa saham Profit Trading sebenarnya MEREPRESENTASIKAN kekuatan-kekuatan demand dan supply yang juga merupakan kekuatan beli dan jual saham tersebut di dalam market.
Pada tanggal 11-11-2010, Profit Trading mengeluarkan analisa di atas. Sesuai analisa, bila TLKM dibuka pada harga 8.450 dan naik mencapai 8.500, maka rekomendasinya adalah sell TLKM ≥ 8.500 dan buy di 8.000. Para trader/ investor yang belum menjual TLKM pada tanggal 09-11-2010 dan 10-11-2010, dapat menjualnya pada harga 8.500 – 8.650 karena TLKM naik sampai 8.650 hari itu. Harga tersebut merupakan harga jual terbaik TLKM yang dapat mereka peroleh. Pada tanggal 12-11-2010, TLKM mulai turun. Saham ini dibuka pada harga 8.500, turun ke 8.200 dan ditutup pada harga 8.250. Untuk kesekian kalinya, Profit Trading membuktikan AKURASI dan KEBENARAN dari analisa-analisanya.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham TLKM dari tanggal 01-11-2010 sampai dengan 12-11-2010.
Beberapa analis saham yang mempelajari Candle Stick kadang terlalu melebih-lebihkan kemampuan Candle Stick. Sebaliknya karena ketidaktahuannya, beberapa analis juga menganggap analisa saham Profit Trading hanya biasa-biasa saja. Saya katakan Candle Stick sebenarnya bukanlah teknik analisa teknikal yang sempurna, di samping memang memiliki kelebihan dibandingkan indikator lainnya, terutama dalam hal menunjukkan adanya sinyal-sinyal reversal. Pada review saham TLKM kali ini, saya akan menunjukkan kelemahan-kelemahan Candle Stick yang justru terletak pada kelebihannya, yaitu untuk menunjukkan adanya sinyal-sinyal reversal. Saya juga akan membandingkannya dengan analisa saham dari Profit Trading.
TLKM mencapai harga tertingginya 9.800 pada tanggal 05-10-2010 dan 06-10-2010. Pada tanggal 06-10-2010 TLKM mulai turun. Setelah turun mencapai harga terendah 8.850 pada tanggal 25-10-2010, saham ini naik kembali mencapai 9.250 pada tanggal 28-10-2010 dan 29-10-2010. Pada tanggal 29-10-2010, saham TLKM mulai turun kembali.
Pada tanggal 01-11-2010 sampai 03-11-2010 TLKM turun. Pada tanggal 04-11-2010 saham ini mulai naik. Banyak trader, investor dan analis saham berpikir bahwa TLKM sudah reversal naik setelah turun dalam. Coba perhatikan chart TLKM sampai penutupan tanggal 04-11-2010. Candle Stick TLKM saat itu membentuk white spinning tops di bottom, bersama dengan candle sebelumnya membentuk pola bullish harami. Posisi candle stick TLKM juga sudah berada di bawah batas bawah Bollinger Bands. Ini merupakan sinyal reversal naik. Stochastic, RSI, MACD dan ADX masih menunjukkan pola bearish. Akan tetapi pada tanggal 05-11-2010, TLKM kembali turun lebih dalam lagi. TLKM turun sampai 7.750 dan ditutup pada harga 7.850. Candle Sticknya membentuk long black candle yang turun di bawah Candle Stick tanggal 04-11-2010. Kedua candle tanggal 04-11-2010 dan 05-11-2010 tersebut membentuk pola bearish engulfing. Candle Stick sekarang menunjukkan sinyal bearish. Ini berarti sinyal reversal naik dari Candle Stick tanggal 04-11-2010 SALAH. Candle Stick tanggal 04-11-2010 sebenarnya hanya menunjukkan pergerakan harga dan adanya kenaikan harga penutupan dibandingkan dengan harga pembukaan TLKM pada hari itu, tidak lebih dan tidak kurang dari itu. Candle Stick TLKM tanggal 04-11-2010 sudah gagal menunjukkan bahwa analisa teknikal ini berguna untuk mendeteksi sinyal reversal.
Pada tanggal 05-11-2010, Candle Stick TLKM berupa long black candle yang turun di bawah candle stick tanggal 04-11-2010 membentuk pola bearish engulfing. Pada Stochastic, garis K bergerak mendekati garis D, tetapi belum membentuk golden cross. RSI, MACD dan ADX masih menunjukkan pola bearish. Banyak analis berpikir bahwa TLKM masih akan turun lebih dalam lagi.
Chart di bawah ini adalah chart TLKM sampai tanggal 08-11-2010.
Pada tanggal 08-11-2010 sebelum market open, Profit Trading mengeluarkan analisa TLKM di atas. Analisa ini dibuat sesudah market tanggal 05-11-2010 tutup. Sesuai analisa tersebut, bila TLKM dibuka pada harga 7.900 dan naik mencapai 8.000, maka rekomendasinya adalah buy TLKM di 8.000, kemudian sell ≥ 8.200. Rekomendasi ini menunjukkan bila TLKM dapat naik mencapai 8.000, maka TLKM akan berbalik naik. Ini berarti sebelum market tanggal 08-11-2010 dibuka, Profit Trading sudah menganalisa sinyal reversal naik dari TLKM. Pada saat TLKM mencapai harga 8.000, masih banyak juga trader, investor dan analis yang menunggu TLKM menembus resisten 8.100 untuk memastikan reversal naik dari TLKM. TLKM hari itu naik sampai 8.150, artinya sinyal reversal naik dari Profit Trading pada harga 8.000 AKURAT dan BENAR. Trader/ investor yang menunggu TLKM menembus ke atas 8.100, akan sedikit terlambat membelinya. Seandainya trader/ investor mengetahui bahwa saat TLKM mencapai 8.000 merupakan sinyal kenaikan TLKM yang dapat dipercaya, apakah mereka akan dan perlu menunggu TLKM menembus ke atas resisten 8.100 baru membelinya ?. Trader/ investor tidak akan kesulitan menjual TLKM ≥ 8.200 karena mulai tanggal 09-11-2010 sampai tanggal 12-11-2010, harga tersebut sudah tercapai.
Dengan naiknya TLKM pada tanggal 08-11-2010, sekali lagi sinyal turun dari Candle Stick pada tanggal 05-11-2010 SALAH. Tidak ada sinyal reversal naik pada Candle Stick tanggal 05-11-2010 yang menunjukkan harga TLKM tanggal 08-11-2010 akan berbalik naik. Dua kali dalam 2 hari berturut-turut Candle Stick sudah salah memberikan sinyal. Ini disebabkan Candle Stick sebenarnya hanya menggambarkan pergerakan harga yang terjadi pada hari tersebut. Candle Stick hitam atau putih, panjang atau pendek, semuanya menggambarkan pergerakan harga yang sudah terjadi pada hari itu. Penilaian apakah harga akan naik atau turun keesokan harinya hanyalah asumsi dari trader, investor atau analis yang membaca pola Candle Stick yang sudah terbentuk. Mereka menarik kesimpulan bahwa apa yang akan terjadi keesokan harinya akan sama dengan yang sudah terjadi pada hari itu, walau pun sebenarnya tidak selalu demikian. Candle Stick TIDAK BENAR-BENAR MENUNJUKKAN apa yang akan terjadi keesokan harinya atau di masa yang akan datang. Kelemahan lainnya adalah Candle Stick TERLAMBAT menunjukkan sinyal reversal naik saham TLKM tanggal 08-11-2010, karena Candle Stick terbentuk dan dibaca setelah penutupan market. Ini berarti setelah market tanggal 08-11-2010 ditutup dan TLKM ditutup pada harga 8.150, Candle Stick baru memberikan sinyal reversal naik saham TLKM. Pada tanggal 08-11-2010 Stochastic baru golden cross, sedangkan RSI mulai berbalik naik, tetapi belum golden cross. MACD dan ADX belum menunjukkan reversal naik. Indikator-indikator ini pun terlambat mendeteksi sinyal reversal saham TLKM.
Setelah market tanggal 05-11-2010 ditutup dan sebelum market tanggal 08-11-2010 dibuka, analisa saham dari Profit Trading sudah menunjukkan bahwa TLKM akan naik bila saham ini dapat naik mencapai 8.000. Ini berarti analisa saham ini mendeteksi sinyal reversal LEBIH CEPAT daripada Candle Stick, indikator-indikator tersebut di atas dan support - resisten. Karena mendeteksi sinyal reversal lebih cepat, maka analisa saham Profit Trading juga merekomendasikan HARGA BELI yang LEBIH MURAH daripada yang ditunjukkan Candle Stick, Stochastic dan resisten 8.100. RSI, MACD dan ADX bahkan belum menunjukkan sinyal untuk beli.
Para trader, investor dan analis saham yang jeli tentunya akan bertanya-tanya, bukan hanya sekedar melihat bentuknya yang sederhana. Mengapa analisa Profit Trading yang begitu sederhana, hanya terdiri dari rekomendasi jual dan beli, justru mampu menunjukkan sinyal reversal yang dapat dipercaya secara lebih cepat dan harga beli yang lebih murah daripada Candle Stick, Stochastic, RSI, MACD, ADX dan support – resisten ?. Seperti sudah saya jelaskan dalam postingan mengenai Buy dan Sell Area, bahwa sinyal-sinyal beli dan jual dalam analisa saham Profit Trading ditentukan berdasarkan Buy dan Sell Area saham yang bersangkutan. Buy dan Sell Area tersebut ditentukan dengan memakai analisa teknikal yang mengukur kekuatan dan keseimbangan antara demand (permintaan) dan supply (penawaran) dalam market. Ini berarti Buy dan Sell Area serta sinyal-sinyal beli dan jual pada analisa saham Profit Trading sebenarnya MEREPRESENTASIKAN kekuatan-kekuatan demand dan supply yang juga merupakan kekuatan beli dan jual saham tersebut di dalam market.
Pada tanggal 11-11-2010, Profit Trading mengeluarkan analisa di atas. Sesuai analisa, bila TLKM dibuka pada harga 8.450 dan naik mencapai 8.500, maka rekomendasinya adalah sell TLKM ≥ 8.500 dan buy di 8.000. Para trader/ investor yang belum menjual TLKM pada tanggal 09-11-2010 dan 10-11-2010, dapat menjualnya pada harga 8.500 – 8.650 karena TLKM naik sampai 8.650 hari itu. Harga tersebut merupakan harga jual terbaik TLKM yang dapat mereka peroleh. Pada tanggal 12-11-2010, TLKM mulai turun. Saham ini dibuka pada harga 8.500, turun ke 8.200 dan ditutup pada harga 8.250. Untuk kesekian kalinya, Profit Trading membuktikan AKURASI dan KEBENARAN dari analisa-analisanya.
Labels:
TA Reviews
Monday, November 8, 2010
BUY AND SELL AREA
The New Innovation and Concept in Technical Analysis
Trading bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk seorang day trader. Volatilitas market dan pergerakan harga produk sekuritas (termasuk saham) yang begitu cepat sering membuat keputusan trading tidak dapat diketahui benar atau salah secara cepat. Sering keputusan itu baru diketahui benar atau salah beberapa saat kemudian/ beberapa hari kemudian. Tentunya hal itu diketahui setelah keputusan diambil dan terlambat untuk mengubahnya.
Para trader dan investor tidak jarang melakukan buy padahal seharusnya tidak dilakukan, karena pada tingkat harga tersebut seharusnya yang dilakukan adalah sell. Sebaliknya mereka melakukan sell, karena terburu-buru atau terpaksa, padahal dengan tingkat harga yang ada saham tersebut seharusnya dibeli. Ini terjadi karena para trader dan investor tidak tahu di mana dan kapan mereka harus mengambil posisi buy atau sell. Ketidaktahuan para trader dan investor ditambah dengan pergerakan harga saham yang merangsang emosi mereka untuk membeli atau menjual saham menyebabkan mereka salah mengambil posisi trading.
Selama ini berbagai teknik analisa teknikal dan indikator-indikator tidak pernah secara jelas menunjukkan cara mencari Buy Area dan Sell Area. Ada beberapa teknik analisa teknikal menggunakan oversold dan overbought untuk melakukan pembelian atau penjualan produk sekuritas. Cara lain menggunakan teori breakout, pullback atau mencari tanda-tanda reversal untuk menghasilkan sinyal beli (buy signal) atau pun sinyal jual (sell signal). Tidak ada satu pun analisa teknikal yang menunjukkan dengan jelas di mana Area Beli (Buy Area) dan Area Jual (Sell Area) yang tepat dari suatu produk sekuritas (termasuk saham) pada suatu waktu. Padahal ketidaktahuan di mana Buy Area dan Sell Area yang tepat akan mengakibatkan kesalahan para trader/ investor mengambil posisi trading dan menjadi sumber utama kerugian yang diderita oleh para trader/ investor. Buy dan Sell Area yang tepat berguna bagi para trader dan investor agar dapat menentukan posisi trading yang benar dan terhindar dari mengambil posisi trading yang salah (salah posisi).
Sejak awal didirikan, Profit Trading sudah menciptakan dan mengembangkan konsep adanya Buy Area dan Sell Area dari suatu produk sekuritas (termasuk saham). Ini dapat dilihat dari review-review analisa saham dari Profit Trading dalam blog ini. Adanya Buy dan Sell Area yang jelas juga merupakan salah satu keistimewaan dari analisa saham dari Profit Trading. Buy dan Sell Area ini dihasilkan dengan menggunakan teknik-teknik analisa teknikal yang diciptakan dan dikembangkan sendiri, serta diuji berkali-kali. Jadi Buy dan Sell Area adalah INOVASI dan KONSEP BARU dalam analisa teknikal yang dikembangkan oleh Profit Trading.
Profit Trading menghasilkan Buy dan Sell Area dengan memakai analisa teknikal yang mengukur kekuatan dan keseimbangan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan). Buy Area menunjukkan harga-harga di mana terdapat demand (permintaan) yang kuat dari market. Ini berarti pada tingkat-tingkat harga tersebut harga produk sekuritas (termasuk saham) cenderung naik karena tekanan beli. Sell Area menunjukkan harga-harga di mana terdapat supply (penawaran) yang kuat dari market. Artinya pada tingkat-tingkat harga tersebut harga suatu produk sekuritas (termasuk saham) cenderung turun karena tekanan jual. Inilah yang menjadi dasar sinyal beli (buy signal) dan sinyal jual (sell signal) dari analisa saham Profit Trading.
Profit Trading juga menemukan bahwa harga pembukaan (open price) berperanan penting dalam mengubah kekuatan dan keseimbangan antara penawaran dan permintaan (supply and demand) dalam market. Ini berarti harga pembukaan dapat mengubah Buy Area dan Sell Area dari suatu produk sekuritas. Jadi tingkat-tingkat harga produk sekuritas serta sinyal-sinyal beli dan sinyal-sinyal jualnya dapat berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Inilah jawaban/ sebab mengapa harga pembukaan yang membuat gap mempunyai pola pergerakan harga yang berbeda dengan harga pembukaan yang tidak membuat gap dan melahirkan teori trading/ analisa teknikal mengenai Gap. Pentingnya peranan harga pembukaan sudah dijelaskan dalam tulisan : The Vital Function of Open Price. Peranan dari harga pembukaan ini sebelumnya juga BELUM PERNAH diterangkan secara jelas dalam teori-teori analisa teknikal.
Para trader, investor atau analis saham mungkin akan berpikir bahwa lokasi Buy Area adalah pada harga yang rendah di mana harga produk sekuritas (termasuk saham) sedang turun. Lokasi Sell Area adalah pada harga yang tinggi di mana produk sekuritas (termasuk saham) sedang naik. Kemudian ditentukanlah Buy dan Sell Area tersebut dengan melihat posisi harganya (candle sticknya) dalam Bollinger Band, trendline atau suatu channel. Buy Area lokasinya di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel tersebut, sedangkan Sell Area berlokasi di bagian atas dari Bollinger Band, trendline atau channel tersebut.
Buy Area dan Sell Area yang sebenarnya di dalam market menurut temuan dari Profit Trading BUKANLAH SEPERTI ITU. Buy dan Sell Area dari Profit Trading menunjukkan keseimbangan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang ditunjukkan oleh teknik-teknik analisa teknikal tertentu. Teknik-teknik analisa teknikal tersebut menunjukkan bahwa setelah harga produk sekuritas yang semula berada dalam BUY AREA naik sampai ke tingkat tertentu, maka akan muncul tekanan jual dari market. Ini berarti market menilai harga produk sekuritas itu sudah cukup tinggi dan harganya mulai memasuki Sell Area yang berlokasi di atas Buy Area. Profit Trading menamakan area tersebut UPPER SELL AREA (Area Jual Atas). Akan tetapi bila harga suatu produk sekuritas turun sampai tingkat tertentu, akan muncul juga tekanan jual dari market. Ini berarti harganya memasuki Sell Area di bawah Buy Area. Profit Trading menamakan area tersebut LOWER SELL AREA (Area Jual Bawah). Tekanan jual dari market muncul karena persepsi negatif market terhadap produk sekuritas ini oleh karena berbagai sebab (fundamentalnya jelek, hutangnya banyak, nilainya turun terus, krisis ekonomi dan lain-lain). Market menilai produk sekuritas ini tidak layak dikoleksi. Adanya Lower Sell Area merupakan jawaban mengapa produk sekuritas (termasuk saham) yang harganya sudah murah dan berada di Bollinger Band, trendline atau channel bagian bawah, tetapi harganya masih turun terus juga. Trader/ investor yang menganggap Buy Area adalah area di mana harga produk sekuritas sudah murah (berada di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel) atau para bottom fisher dapat salah membeli produk sekuritas tersebut tanpa menyadari bahwa harganya akan mulai turun terus.
Upper Sell Area, Buy Area dan Lower Sell Area tersebut ditentukan melalui teknik-teknik analisa teknikal yang mewakili kekuatan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang real dalam market. Jadi adanya Lower Sell Area di bawah Buy Area tersebut memang benar adanya. Penurunan harga produk sekuritas saat harganya sudah murah dan berada di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel juga merupakan bukti adanya Lower Sell Area ini. Ini adalah INOVASI DAN KONSEP BARU YANG DIKEMBANGKAN PERTAMA KALI oleh Profit Trading.
Upper Sell Area adalah ALERT AREA, daerah di mana market mover melakukan cornering. Para green shooter biasanya terjebak di area ini.
Lower Sell Area adalah DOOM AREA, daerah bahaya yang harus dijauhi para trader/ investor. Harga dapat turun terus karena tidak ada support kekuatan/ keinginan beli yang kuat dari market. Di area inilah para trader/ investor yang sudah mengalami cornering akan dibuat terpaksa melepaskan produk sekuritas/ sahamnya (CUT LOSS) karena terkena forced sell dan harganya yang terus turun. Itulah sebabnya produk sekuritas yang harganya turun menembus support harus segera dijual (CUT LOSS). Support yang ideal adalah support yang berada tepat di atas Lower Sell Area ini.
Market’s Bubble dan Market’s Crash
Para ahli analisa fundamental mempunyai cara penilaian kapan suatu market mengalami bubble atau crash, pada umumnya dengan melihat valuasi dari harga-harga produk sekuritas dalam market tersebut. Suatu market mengalami bubble bila valuasi harga-harga produk sekuritasnya sudah over value (terlalu mahal). Pada market crash, valuasi harga-harga produk sekuritasnya under value (sangat murah).
Profit Trading mempunyai cara menilai keadaan Market's Bubble dan Market's Crash ini secara cepat dan mudah dengan memakai analisa teknikal. Bila sebagian besar/ semua produk sekuritas dalam market tersebut sudah berada di dalam Upper Sell Area, berarti market tersebut sudah mengalami bubble. Ini berarti harga-harga produk sekuritas dalam market tersebut sudah tinggi (over value). Bila sebagian besar/ semua produk sekuritas dalam market tersebut berada di dalam Lower Sell Area, berarti market tersebut sudah mengalami crash. Ini karena tidak ada kekuatan/ keinginan beli dari market dan harga-harga produk sekuritas dalam market turun terus (under value). Jadi Buy dan Sell Area dari Profit Trading dapat berguna untuk mendeteksi dini secara cepat terjadinya Market’s Bubble atau Market’s Crash. Para trader/ investor harus segera keluar dari market bila terjadi kedua kondisi tersebut.
Adanya Lower Sell Area merupakan jawaban mengapa pada Market’s Crash, harga produk-produk sekuritas (termasuk saham) turun terus, sekali pun fundamental perusahaannya bagus dan harganya sudah murah. Tidak ada lagi kekuatan/ keinginan beli dari market karena produk-produk sekuritas tersebut berada di dalam Lower Sell Area.
Trading bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk seorang day trader. Volatilitas market dan pergerakan harga produk sekuritas (termasuk saham) yang begitu cepat sering membuat keputusan trading tidak dapat diketahui benar atau salah secara cepat. Sering keputusan itu baru diketahui benar atau salah beberapa saat kemudian/ beberapa hari kemudian. Tentunya hal itu diketahui setelah keputusan diambil dan terlambat untuk mengubahnya.
Para trader dan investor tidak jarang melakukan buy padahal seharusnya tidak dilakukan, karena pada tingkat harga tersebut seharusnya yang dilakukan adalah sell. Sebaliknya mereka melakukan sell, karena terburu-buru atau terpaksa, padahal dengan tingkat harga yang ada saham tersebut seharusnya dibeli. Ini terjadi karena para trader dan investor tidak tahu di mana dan kapan mereka harus mengambil posisi buy atau sell. Ketidaktahuan para trader dan investor ditambah dengan pergerakan harga saham yang merangsang emosi mereka untuk membeli atau menjual saham menyebabkan mereka salah mengambil posisi trading.
Selama ini berbagai teknik analisa teknikal dan indikator-indikator tidak pernah secara jelas menunjukkan cara mencari Buy Area dan Sell Area. Ada beberapa teknik analisa teknikal menggunakan oversold dan overbought untuk melakukan pembelian atau penjualan produk sekuritas. Cara lain menggunakan teori breakout, pullback atau mencari tanda-tanda reversal untuk menghasilkan sinyal beli (buy signal) atau pun sinyal jual (sell signal). Tidak ada satu pun analisa teknikal yang menunjukkan dengan jelas di mana Area Beli (Buy Area) dan Area Jual (Sell Area) yang tepat dari suatu produk sekuritas (termasuk saham) pada suatu waktu. Padahal ketidaktahuan di mana Buy Area dan Sell Area yang tepat akan mengakibatkan kesalahan para trader/ investor mengambil posisi trading dan menjadi sumber utama kerugian yang diderita oleh para trader/ investor. Buy dan Sell Area yang tepat berguna bagi para trader dan investor agar dapat menentukan posisi trading yang benar dan terhindar dari mengambil posisi trading yang salah (salah posisi).
Sejak awal didirikan, Profit Trading sudah menciptakan dan mengembangkan konsep adanya Buy Area dan Sell Area dari suatu produk sekuritas (termasuk saham). Ini dapat dilihat dari review-review analisa saham dari Profit Trading dalam blog ini. Adanya Buy dan Sell Area yang jelas juga merupakan salah satu keistimewaan dari analisa saham dari Profit Trading. Buy dan Sell Area ini dihasilkan dengan menggunakan teknik-teknik analisa teknikal yang diciptakan dan dikembangkan sendiri, serta diuji berkali-kali. Jadi Buy dan Sell Area adalah INOVASI dan KONSEP BARU dalam analisa teknikal yang dikembangkan oleh Profit Trading.
Profit Trading menghasilkan Buy dan Sell Area dengan memakai analisa teknikal yang mengukur kekuatan dan keseimbangan antara supply (penawaran) dan demand (permintaan). Buy Area menunjukkan harga-harga di mana terdapat demand (permintaan) yang kuat dari market. Ini berarti pada tingkat-tingkat harga tersebut harga produk sekuritas (termasuk saham) cenderung naik karena tekanan beli. Sell Area menunjukkan harga-harga di mana terdapat supply (penawaran) yang kuat dari market. Artinya pada tingkat-tingkat harga tersebut harga suatu produk sekuritas (termasuk saham) cenderung turun karena tekanan jual. Inilah yang menjadi dasar sinyal beli (buy signal) dan sinyal jual (sell signal) dari analisa saham Profit Trading.
Profit Trading juga menemukan bahwa harga pembukaan (open price) berperanan penting dalam mengubah kekuatan dan keseimbangan antara penawaran dan permintaan (supply and demand) dalam market. Ini berarti harga pembukaan dapat mengubah Buy Area dan Sell Area dari suatu produk sekuritas. Jadi tingkat-tingkat harga produk sekuritas serta sinyal-sinyal beli dan sinyal-sinyal jualnya dapat berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Inilah jawaban/ sebab mengapa harga pembukaan yang membuat gap mempunyai pola pergerakan harga yang berbeda dengan harga pembukaan yang tidak membuat gap dan melahirkan teori trading/ analisa teknikal mengenai Gap. Pentingnya peranan harga pembukaan sudah dijelaskan dalam tulisan : The Vital Function of Open Price. Peranan dari harga pembukaan ini sebelumnya juga BELUM PERNAH diterangkan secara jelas dalam teori-teori analisa teknikal.
Para trader, investor atau analis saham mungkin akan berpikir bahwa lokasi Buy Area adalah pada harga yang rendah di mana harga produk sekuritas (termasuk saham) sedang turun. Lokasi Sell Area adalah pada harga yang tinggi di mana produk sekuritas (termasuk saham) sedang naik. Kemudian ditentukanlah Buy dan Sell Area tersebut dengan melihat posisi harganya (candle sticknya) dalam Bollinger Band, trendline atau suatu channel. Buy Area lokasinya di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel tersebut, sedangkan Sell Area berlokasi di bagian atas dari Bollinger Band, trendline atau channel tersebut.
Buy Area dan Sell Area yang sebenarnya di dalam market menurut temuan dari Profit Trading BUKANLAH SEPERTI ITU. Buy dan Sell Area dari Profit Trading menunjukkan keseimbangan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang ditunjukkan oleh teknik-teknik analisa teknikal tertentu. Teknik-teknik analisa teknikal tersebut menunjukkan bahwa setelah harga produk sekuritas yang semula berada dalam BUY AREA naik sampai ke tingkat tertentu, maka akan muncul tekanan jual dari market. Ini berarti market menilai harga produk sekuritas itu sudah cukup tinggi dan harganya mulai memasuki Sell Area yang berlokasi di atas Buy Area. Profit Trading menamakan area tersebut UPPER SELL AREA (Area Jual Atas). Akan tetapi bila harga suatu produk sekuritas turun sampai tingkat tertentu, akan muncul juga tekanan jual dari market. Ini berarti harganya memasuki Sell Area di bawah Buy Area. Profit Trading menamakan area tersebut LOWER SELL AREA (Area Jual Bawah). Tekanan jual dari market muncul karena persepsi negatif market terhadap produk sekuritas ini oleh karena berbagai sebab (fundamentalnya jelek, hutangnya banyak, nilainya turun terus, krisis ekonomi dan lain-lain). Market menilai produk sekuritas ini tidak layak dikoleksi. Adanya Lower Sell Area merupakan jawaban mengapa produk sekuritas (termasuk saham) yang harganya sudah murah dan berada di Bollinger Band, trendline atau channel bagian bawah, tetapi harganya masih turun terus juga. Trader/ investor yang menganggap Buy Area adalah area di mana harga produk sekuritas sudah murah (berada di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel) atau para bottom fisher dapat salah membeli produk sekuritas tersebut tanpa menyadari bahwa harganya akan mulai turun terus.
Upper Sell Area, Buy Area dan Lower Sell Area tersebut ditentukan melalui teknik-teknik analisa teknikal yang mewakili kekuatan penawaran dan permintaan (supply and demand) yang real dalam market. Jadi adanya Lower Sell Area di bawah Buy Area tersebut memang benar adanya. Penurunan harga produk sekuritas saat harganya sudah murah dan berada di bagian bawah dari Bollinger Band, trendline atau channel juga merupakan bukti adanya Lower Sell Area ini. Ini adalah INOVASI DAN KONSEP BARU YANG DIKEMBANGKAN PERTAMA KALI oleh Profit Trading.
Upper Sell Area adalah ALERT AREA, daerah di mana market mover melakukan cornering. Para green shooter biasanya terjebak di area ini.
Lower Sell Area adalah DOOM AREA, daerah bahaya yang harus dijauhi para trader/ investor. Harga dapat turun terus karena tidak ada support kekuatan/ keinginan beli yang kuat dari market. Di area inilah para trader/ investor yang sudah mengalami cornering akan dibuat terpaksa melepaskan produk sekuritas/ sahamnya (CUT LOSS) karena terkena forced sell dan harganya yang terus turun. Itulah sebabnya produk sekuritas yang harganya turun menembus support harus segera dijual (CUT LOSS). Support yang ideal adalah support yang berada tepat di atas Lower Sell Area ini.
Market’s Bubble dan Market’s Crash
Para ahli analisa fundamental mempunyai cara penilaian kapan suatu market mengalami bubble atau crash, pada umumnya dengan melihat valuasi dari harga-harga produk sekuritas dalam market tersebut. Suatu market mengalami bubble bila valuasi harga-harga produk sekuritasnya sudah over value (terlalu mahal). Pada market crash, valuasi harga-harga produk sekuritasnya under value (sangat murah).
Profit Trading mempunyai cara menilai keadaan Market's Bubble dan Market's Crash ini secara cepat dan mudah dengan memakai analisa teknikal. Bila sebagian besar/ semua produk sekuritas dalam market tersebut sudah berada di dalam Upper Sell Area, berarti market tersebut sudah mengalami bubble. Ini berarti harga-harga produk sekuritas dalam market tersebut sudah tinggi (over value). Bila sebagian besar/ semua produk sekuritas dalam market tersebut berada di dalam Lower Sell Area, berarti market tersebut sudah mengalami crash. Ini karena tidak ada kekuatan/ keinginan beli dari market dan harga-harga produk sekuritas dalam market turun terus (under value). Jadi Buy dan Sell Area dari Profit Trading dapat berguna untuk mendeteksi dini secara cepat terjadinya Market’s Bubble atau Market’s Crash. Para trader/ investor harus segera keluar dari market bila terjadi kedua kondisi tersebut.
Adanya Lower Sell Area merupakan jawaban mengapa pada Market’s Crash, harga produk-produk sekuritas (termasuk saham) turun terus, sekali pun fundamental perusahaannya bagus dan harganya sudah murah. Tidak ada lagi kekuatan/ keinginan beli dari market karena produk-produk sekuritas tersebut berada di dalam Lower Sell Area.
Labels:
New TA
Wednesday, November 3, 2010
The Vital Function of Open Price
Para trader, investor atau pun analis saham tentunya mengetahui bahwa selama ini peranan harga pembukaan kurang mendapatkan perhatian dalam analisa teknikal. Walau pun harga pembukaan sebenarnya mempunyai peranan yang jauh lebih besar, selama ini peranan harga pembukaan terbatas untuk melihat ada gapping up/ down dengan membandingkannya dengan harga penutupan sebelumnya serta membandingkannya dengan harga penutupan hari yang sama untuk melihat harga sahamnya naik atau turun. Peranan harga pembukaan juga muncul saat kita menarik trend line untuk menentukan support/ resisten dan sewaktu membaca candle stick untuk menentukan tingginya candle dan membandingkannya dengan candle-candle di sebelahnya dan saat menggunakan Fibonacci Retracement. Tidak ada satu indikator pun dalam analisa teknikal yang menggunakan harga pembukaan untuk menentukan nilai indikator tersebut. Secara singkat saya akan menjelaskan peranan vital harga pembukaan dalam analisa teknikal berdasarkan temuan dan penelitian saya.
Dalam analisa saham Profit Trading, harga pembukaan (Open) mempunyai peranan yang vital, tidak jauh berbeda dengan peranan harga tertinggi (High), harga terendah (Low) dan harga penutupan (Close). Harga pembukaan ibarat judul sebuah film atau pertunjukan drama. Walau pun para pemainnya sama, bila judulnya berbeda, maka akan berbeda pula cerita film atau pun drama tersebut. Artinya harga pembukaan mempunyai peranan dalam menentukan rangkaian pergerakan saham. Sinyal-sinyal beli (buy signals) atau sinyal-sinyal jual (sell signals) dapat muncul secara berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Artinya pada harga pembukaan yang berbeda, sinyal yang muncul dapat berbeda pada produk sekuritas (termasuk saham) yang sama. Sinyal buy atau sell ini juga dapat muncul pada saat harga saham bergerak naik atau pun turun dari harga pembukaannya. Target-target harga yang menjadi harga-harga kunci (titik-titik kunci) untuk melakukan eksekusi buy/ sell juga dapat berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Tentunya keadaan ini akan berpengaruh terhadap posisi trading yang seharusnya diambil. Jadi harga pembukaan mempunyai peranan vital dalam menentukan arah pergerakan saham, munculnya sinyal-sinyal buy/ sell, target-target harga dan posisi trading para trader/ investor.
Peranan vital harga pembukaan yang mengubah arah pergerakan saham dan sinyal-sinyal buy/ sell yang muncul inilah jawaban atas teori gapping up/ down dan mengapa pergerakan harga suatu produk sekuritas cenderung menutup gap. Dengan demikian jelaslah bahwa harga pembukaan (O) mempunyai peranan yang tidak kalah penting dari ketiga harga lainnya (H, L dan C) dalam analisa teknikal.
Dalam analisa saham Profit Trading, harga pembukaan (Open) mempunyai peranan yang vital, tidak jauh berbeda dengan peranan harga tertinggi (High), harga terendah (Low) dan harga penutupan (Close). Harga pembukaan ibarat judul sebuah film atau pertunjukan drama. Walau pun para pemainnya sama, bila judulnya berbeda, maka akan berbeda pula cerita film atau pun drama tersebut. Artinya harga pembukaan mempunyai peranan dalam menentukan rangkaian pergerakan saham. Sinyal-sinyal beli (buy signals) atau sinyal-sinyal jual (sell signals) dapat muncul secara berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Artinya pada harga pembukaan yang berbeda, sinyal yang muncul dapat berbeda pada produk sekuritas (termasuk saham) yang sama. Sinyal buy atau sell ini juga dapat muncul pada saat harga saham bergerak naik atau pun turun dari harga pembukaannya. Target-target harga yang menjadi harga-harga kunci (titik-titik kunci) untuk melakukan eksekusi buy/ sell juga dapat berbeda pada harga pembukaan yang berbeda. Tentunya keadaan ini akan berpengaruh terhadap posisi trading yang seharusnya diambil. Jadi harga pembukaan mempunyai peranan vital dalam menentukan arah pergerakan saham, munculnya sinyal-sinyal buy/ sell, target-target harga dan posisi trading para trader/ investor.
Peranan vital harga pembukaan yang mengubah arah pergerakan saham dan sinyal-sinyal buy/ sell yang muncul inilah jawaban atas teori gapping up/ down dan mengapa pergerakan harga suatu produk sekuritas cenderung menutup gap. Dengan demikian jelaslah bahwa harga pembukaan (O) mempunyai peranan yang tidak kalah penting dari ketiga harga lainnya (H, L dan C) dalam analisa teknikal.
Labels:
New TA
Tuesday, November 2, 2010
Review BJBR 11-10-2010 s.d. 29-10-2010
Tabel-tabel di bawah adalah analisa day trading untuk BJBR yang saya berikan kepada para member yang mendaftar untuk analisa saham saya. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan sebelum pasar saham (market) dari hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham BJBR dari tanggal 11-10-2010 sampai dengan 29-10-2010.
Saham BJBR terus-menerus diangkat harganya sehingga hampir selalu berada di Upper Sell Area. Ini terlihat dari analisa-analisa saham di atas yang hampir semua berupa rekomendasi sell saja untuk saham ini. Keadaan ini menunjukkan kenaikan harga saham ini bukan lagi berdasarkan mekanisme keseimbangan supply and demand (penawaran dan permintaan), melainkan diangkat oleh suatu kekuatan yang mampu menggerakkan harga (market mover) melawan mekanisme keseimbangan supply and demand tersebut. Tujuannya sudah tentu untuk mendapatkan nilai jual saham yang semakin tinggi. Tekanan jual dan hilangnya kendali dari penggerak harga (market mover) atas kenaikan saham inilah yang pada akhirnya akan membuat harga saham ini jatuh. Hilangnya kendali tersebut dapat berupa ketidakmampuan untuk mengangkat harga saham lebih lanjut melawan tekanan jual dari market atau penggerak harga tersebut melepaskan sahamnya dalam jumlah besar atau kedua mekanisme tersebut secara simultan. Bila hal ini terjadi, trader/ investor yang terlambat keluar akan tersangkut.
Analisa pada tanggal 12-10-2010 merekomendasikan sell ≥ 1.600 bila BJBR dibuka pada harga 1.590 dan naik. Analisa tersebut hanya memberikan rekomendasi buy bila BJBR dibuka pada harga 1.600 dan kemudian turun ke 1.580. Ini berarti harga BJBR sudah cukup tinggi dan bila harganya turun, baru layak dibeli.
Analisa pada tanggal 29-10-2010 merekomendasikan sell ≥ 1.740 bila BJBR dibuka pada harga 1.720 dan naik mencapai target harga tersebut. BJBR naik tepat mencapai 1.740. Dengan semakin naiknya harga BJBR maka sinyal buy menjadi hilang sama sekali. Ini bisa dilihat dengan membandingkan analisa pada tanggal 12-10-2010 dan analisa pada tanggal 29-10-2010. Analisa-analisa tersebut sesuai dengan mekanisme alamiah dari market, di mana pembeli akan semakin sedikit bila harga barangnya naik semakin tinggi. Keadaan sebaliknya, pembeli akan semakin banyak bila harganya semakin turun/ murah. Jadi sinyal beli yang didasarkan adanya kemampuan menembus resisten karena adanya kemauan beli yang kuat dari market (teori breakout) bertentangan dengan sifat alamiah dari market itu sendiri. Para pembeli yang rasional tidak akan berlomba-lomba membeli barang/ saham bila harganya naik semakin tinggi dengan tujuan untuk mengejar keuntungan yang belum tentu akan didapatkan. Semakin naik harga barang/ saham, tekanan jualnya akan semakin besar, bukan tekanan belinya yang semakin besar. Kemampuan mengangkat harga menembus resisten juga tidak akan dimiliki oleh sembarang pembeli, sekali pun dalam jumlah yang banyak. Perlu kekuatan yang besar untuk melakukan hal tersebut pada saham-saham yang likuid dan berjumlah banyak.
Pergerakan harga saham BJBR dari tanggal 11-10-2010 sampai 29-10-2010 dapat dilihat pada tabel di atas. Pada tanggal 27-10-2010, harga BJBR mulai turun karena tekanan jual. Kedua analisa di atas menunjukkan bahwa trader/ investor sebaiknya menjual saham ini pada harga setinggi-tingginya yang dapat dilakukan dan tidak masuk kembali sampai muncul sinyal beli (buy signal) pada saham ini.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham BJBR dari tanggal 11-10-2010 sampai dengan 29-10-2010.
Saham BJBR terus-menerus diangkat harganya sehingga hampir selalu berada di Upper Sell Area. Ini terlihat dari analisa-analisa saham di atas yang hampir semua berupa rekomendasi sell saja untuk saham ini. Keadaan ini menunjukkan kenaikan harga saham ini bukan lagi berdasarkan mekanisme keseimbangan supply and demand (penawaran dan permintaan), melainkan diangkat oleh suatu kekuatan yang mampu menggerakkan harga (market mover) melawan mekanisme keseimbangan supply and demand tersebut. Tujuannya sudah tentu untuk mendapatkan nilai jual saham yang semakin tinggi. Tekanan jual dan hilangnya kendali dari penggerak harga (market mover) atas kenaikan saham inilah yang pada akhirnya akan membuat harga saham ini jatuh. Hilangnya kendali tersebut dapat berupa ketidakmampuan untuk mengangkat harga saham lebih lanjut melawan tekanan jual dari market atau penggerak harga tersebut melepaskan sahamnya dalam jumlah besar atau kedua mekanisme tersebut secara simultan. Bila hal ini terjadi, trader/ investor yang terlambat keluar akan tersangkut.
Analisa pada tanggal 12-10-2010 merekomendasikan sell ≥ 1.600 bila BJBR dibuka pada harga 1.590 dan naik. Analisa tersebut hanya memberikan rekomendasi buy bila BJBR dibuka pada harga 1.600 dan kemudian turun ke 1.580. Ini berarti harga BJBR sudah cukup tinggi dan bila harganya turun, baru layak dibeli.
Analisa pada tanggal 29-10-2010 merekomendasikan sell ≥ 1.740 bila BJBR dibuka pada harga 1.720 dan naik mencapai target harga tersebut. BJBR naik tepat mencapai 1.740. Dengan semakin naiknya harga BJBR maka sinyal buy menjadi hilang sama sekali. Ini bisa dilihat dengan membandingkan analisa pada tanggal 12-10-2010 dan analisa pada tanggal 29-10-2010. Analisa-analisa tersebut sesuai dengan mekanisme alamiah dari market, di mana pembeli akan semakin sedikit bila harga barangnya naik semakin tinggi. Keadaan sebaliknya, pembeli akan semakin banyak bila harganya semakin turun/ murah. Jadi sinyal beli yang didasarkan adanya kemampuan menembus resisten karena adanya kemauan beli yang kuat dari market (teori breakout) bertentangan dengan sifat alamiah dari market itu sendiri. Para pembeli yang rasional tidak akan berlomba-lomba membeli barang/ saham bila harganya naik semakin tinggi dengan tujuan untuk mengejar keuntungan yang belum tentu akan didapatkan. Semakin naik harga barang/ saham, tekanan jualnya akan semakin besar, bukan tekanan belinya yang semakin besar. Kemampuan mengangkat harga menembus resisten juga tidak akan dimiliki oleh sembarang pembeli, sekali pun dalam jumlah yang banyak. Perlu kekuatan yang besar untuk melakukan hal tersebut pada saham-saham yang likuid dan berjumlah banyak.
Pergerakan harga saham BJBR dari tanggal 11-10-2010 sampai 29-10-2010 dapat dilihat pada tabel di atas. Pada tanggal 27-10-2010, harga BJBR mulai turun karena tekanan jual. Kedua analisa di atas menunjukkan bahwa trader/ investor sebaiknya menjual saham ini pada harga setinggi-tingginya yang dapat dilakukan dan tidak masuk kembali sampai muncul sinyal beli (buy signal) pada saham ini.
Labels:
TA Reviews
Review ULTJ 20-10-2010 s.d. 22-10-2010
Tabel-tabel di bawah adalah analisa day trading untuk ULTJ yang saya berikan kepada para member yang mendaftar untuk analisa saham saya. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan sebelum pasar saham (market) dari hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham ULTJ dari tanggal 20-10-2010 sampai dengan 22-10-2010.
Pada tanggal 20-10-2010 ULTJ dibuka pada harga 1.640. Sesuai analisa di atas, bila ULTJ naik dan mencapai target harga 1.690, maka sell ≥ 1.690. ULTJ hanya naik tepat sampai 1.690 saja. Ini menunjukkan analisa tersebut mampu mendeteksi harga kunci (titik kunci) dari pergerakan harga saham ULTJ yang belum terjadi dengan tepat.
Tidak adanya sinyal buy menunjukkan saham ini berada dalam Sell Area. Karena berada dalam Sell Area, saham ini mendapat tekanan jual dan turun. Jadi rekomendasi sell pada analisa di atas sudah tepat. Trader/ investor sebaiknya tidak masuk ke saham ini sampai adanya sinyal buy.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham ULTJ dari tanggal 20-10-2010 sampai dengan 22-10-2010.
Pada tanggal 20-10-2010 ULTJ dibuka pada harga 1.640. Sesuai analisa di atas, bila ULTJ naik dan mencapai target harga 1.690, maka sell ≥ 1.690. ULTJ hanya naik tepat sampai 1.690 saja. Ini menunjukkan analisa tersebut mampu mendeteksi harga kunci (titik kunci) dari pergerakan harga saham ULTJ yang belum terjadi dengan tepat.
Tidak adanya sinyal buy menunjukkan saham ini berada dalam Sell Area. Karena berada dalam Sell Area, saham ini mendapat tekanan jual dan turun. Jadi rekomendasi sell pada analisa di atas sudah tepat. Trader/ investor sebaiknya tidak masuk ke saham ini sampai adanya sinyal buy.
Labels:
TA Reviews
Monday, November 1, 2010
Review ADES 25-10-2010 s.d. 01-11-2010
Pada kesempatan ini saya akan mereview analisa saham ADES yang saya berikan dan membandingkannya dengan pergerakan saham PLAS dari tanggal 25-10-2010 sampai 01-11-2010. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan pagi hari sebelum pasar saham (market) pada hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham ADES dari tanggal 22-10-2010 sampai dengan 01-11-2010.
Harga ADES sedang mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel di atas. Pada tanggal 29-10-2010, saya mengeluarkan analisa di atas. Sesuai analisa tersebut, bila ADES dibuka pada harga 2.125 dan naik, maka rekomendasinya sell ADES ≥ 2.125 dan kemudian buy back di 2.025. Jelas terlihat bahwa analisa di atas tepat sekali dan sesuai dengan pergerakan harga pada tanggal 29-10-2010.
Pada tanggal 01-11-2010, ADES dibuka pada harga 2.100 dan naik ke 2.125. Rekomendasi sell ADES ≥ 2.125 dan kemudian buy back di 2.025 juga dapat diterapkan. Jadi harga 2.125 dan 2.025 adalah harga-harga kunci (titik kunci) yang dapat dideteksi dengan TEPAT SEKALI oleh analisa di atas.
Review ini menunjukkan bahwa teknik scalping dapat digunakan pada saat harga saham bergerak turun bila didukung oleh analisa yang akurat.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham ADES dari tanggal 22-10-2010 sampai dengan 01-11-2010.
Harga ADES sedang mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel di atas. Pada tanggal 29-10-2010, saya mengeluarkan analisa di atas. Sesuai analisa tersebut, bila ADES dibuka pada harga 2.125 dan naik, maka rekomendasinya sell ADES ≥ 2.125 dan kemudian buy back di 2.025. Jelas terlihat bahwa analisa di atas tepat sekali dan sesuai dengan pergerakan harga pada tanggal 29-10-2010.
Pada tanggal 01-11-2010, ADES dibuka pada harga 2.100 dan naik ke 2.125. Rekomendasi sell ADES ≥ 2.125 dan kemudian buy back di 2.025 juga dapat diterapkan. Jadi harga 2.125 dan 2.025 adalah harga-harga kunci (titik kunci) yang dapat dideteksi dengan TEPAT SEKALI oleh analisa di atas.
Review ini menunjukkan bahwa teknik scalping dapat digunakan pada saat harga saham bergerak turun bila didukung oleh analisa yang akurat.
Labels:
TA Reviews
Review PLAS 22-10-2010 s.d. 29-10-2010
Pada kesempatan ini saya akan mereview analisa saham PLAS yang saya berikan dan membandingkannya dengan pergerakan saham PLAS dari tanggal 22-10-2010 sampai 29-10-2010. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan pagi hari sebelum pasar saham (market) pada hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham PLAS dari tanggal 22-10-2010 sampai dengan 29-10-2010.
PLAS sejak tanggal 12-10-2010 mengalami penurunan. Pada tanggal 22-10-2010, PLAS dibuka pada harga 1.200 dan naik ke 1.210. Sesuai analisa di atas, maka rekomendasinya buy di 1.210 kemudian sell ≥ 1.220. PLAS yang dibeli dengan harga 1.210 dapat dijual dengan harga 1.220 – 1.240 pada tanggal 25-10-2010. Setelah itu harga PLAS mulai turun kembali, seperti terlihat pada tabel di atas. Sinyal buy untuk PLAS muncul saat harganya bergerak naik ke 1.210. Jadi rekomendasi buy PLAS di 1.210, kemudian sell ≥ 1.220 tersebut momennya TEPAT SEKALI, walau pun PLAS sedang mengalami penurunan.
Review ini menunjukkan bahwa teknik scalping dapat digunakan pada saat harga saham bergerak turun bila didukung oleh analisa yang akurat.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham PLAS dari tanggal 22-10-2010 sampai dengan 29-10-2010.
PLAS sejak tanggal 12-10-2010 mengalami penurunan. Pada tanggal 22-10-2010, PLAS dibuka pada harga 1.200 dan naik ke 1.210. Sesuai analisa di atas, maka rekomendasinya buy di 1.210 kemudian sell ≥ 1.220. PLAS yang dibeli dengan harga 1.210 dapat dijual dengan harga 1.220 – 1.240 pada tanggal 25-10-2010. Setelah itu harga PLAS mulai turun kembali, seperti terlihat pada tabel di atas. Sinyal buy untuk PLAS muncul saat harganya bergerak naik ke 1.210. Jadi rekomendasi buy PLAS di 1.210, kemudian sell ≥ 1.220 tersebut momennya TEPAT SEKALI, walau pun PLAS sedang mengalami penurunan.
Review ini menunjukkan bahwa teknik scalping dapat digunakan pada saat harga saham bergerak turun bila didukung oleh analisa yang akurat.
Labels:
TA Reviews
Subscribe to:
Posts (Atom)