Kita mengetahui bahwa harga saham SMCB turun dalam pada tanggal 28-12-2012 karena kenaikan royalty yang harus dibayarkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk kepada Holcim Technology. Penurunan itu begitu cepat, dan sebelumnya tidak ada tanda-tanda SMCB akan turun. Penurunan yang cepat karena potensi penurunan laba akibat kenaikan besarnya royalty tersebut sudah tentu di luar jangkauan dan kemampuan dari analisa-analisa teknikal dan fundamental yang ada selama ini untuk mendeteksinya secara dini. Pada saat analisa teknikal menunjukkan SMCB mulai reversal naik dan breakout downtrend line jangka pendek, serta analisa fundamental saham ini menunjukkan baiknya fundamental saham ini, secara cepat dan mendadak harganya turun tajam.
Dengan penurunan secara cepat harga SMCB segera setelah pengumuman royalty agreement dari PT. Holcim Indonesia Tbk, tentunya hanya orang-orang yang punya akses secara cepat ke informasi tersebut yang paling dahulu mengetahuinya, sedangkan para investor/ trader umumnya banyak yang terlambat mengetahuinya. Mereka mengetahui setelah harga saham tersebut turun tajam dan berita tentang royalty agreement tersebut tersebar luas. Dengan demikian para retail investor/ trader yang memiliki saham tersebut, banyak yang terlambat menjual saham tersebut sebelum turun. Jadi naiknya volume perdagangan saham ini sampai lebih dari 13 kali rata-rata harian selama 3 bulan mengindikasikan keluarnya para market mover/ big money dari saham ini.
Bagaimana dengan analisa dari Profit Trading sendiri dalam mendeteksi dini penurunan SMCB tersebut. Apakah analisa dengan teknik dari Profit Trading juga tidak dapat mendeteksi dini akan turun dalamnya saham SMCB secara cepat dan mendadak saat itu ? Di bawah ini adalah analisa dengan memakai teknik tersebut.
PMI menunjukkan level terendah pada tanggal 19-12-2012 dan reversal naik pada tanggal 20-12-2012. PMI-R menunjukkan level terendah pada tanggal 20-12-2012. Ini menunjukkan waktu pembelian (time to buy) saham tersebut adalah tanggal 20-12-2012 pada harga 3.275. Selanjutnya PMI menunjukkan level tertingginya pada tanggal 26-12-2012 selanjutnya mulai reversal turun pada tanggal 27-12-2012. Sejak tanggal 21-12-2012 sampai 27-12-2012 PMI-R mengalami reversal naik. Ini menunjukkan bahwa menembus ke atasnya (break out) harga SMCB terhadap upper downtrend line jangka pendek pada tanggal 27-12-2012 bukan merupakan tanda/ signal kenaikan lebih lanjut harga dari saham tersebut dan saat itu sebenarnya sudah berada dalam posisi jual (sell).
RGW menunjukkan kenaikan downtrend strength dan kenaikan uptrend strength. SMCB mulai uptrend pada tanggal 27-12-2012. Ini sesuai dengan breakoutnya harga SMCB terhadap upper downtrend line jangka pendek pada tanggal 27-12-2012. Terlihat pada tanggal 27-12-2012 RGW juga tidak mendeteksi akan adanya penurunan tajam harga saham ini. Tampaknya ada upaya untuk menaikkan harga SMCB sejak tanggal 21-12-2012 agar saham ini kembali uptrend, akan tetapi tidak ditunjang dengan kenaikan volume transaksi yang bermakna seperti terlihat pada chart SMCB. Upaya untuk menaikkan harga SMCB juga terlihat pada tanggal 28-12-2012, di mana saham ini dibuka pada harga 3.500, kemudian naik ke 3.625 sebelum turun kembali.
Chart di bawah adalah chart SMCB dari 1-10-2012 s.d. 2-1-2013
Dengan penurunan secara cepat harga SMCB segera setelah pengumuman royalty agreement dari PT. Holcim Indonesia Tbk, tentunya hanya orang-orang yang punya akses secara cepat ke informasi tersebut yang paling dahulu mengetahuinya, sedangkan para investor/ trader umumnya banyak yang terlambat mengetahuinya. Mereka mengetahui setelah harga saham tersebut turun tajam dan berita tentang royalty agreement tersebut tersebar luas. Dengan demikian para retail investor/ trader yang memiliki saham tersebut, banyak yang terlambat menjual saham tersebut sebelum turun. Jadi naiknya volume perdagangan saham ini sampai lebih dari 13 kali rata-rata harian selama 3 bulan mengindikasikan keluarnya para market mover/ big money dari saham ini.
Bagaimana dengan analisa dari Profit Trading sendiri dalam mendeteksi dini penurunan SMCB tersebut. Apakah analisa dengan teknik dari Profit Trading juga tidak dapat mendeteksi dini akan turun dalamnya saham SMCB secara cepat dan mendadak saat itu ? Di bawah ini adalah analisa dengan memakai teknik tersebut.
PMI menunjukkan level terendah pada tanggal 19-12-2012 dan reversal naik pada tanggal 20-12-2012. PMI-R menunjukkan level terendah pada tanggal 20-12-2012. Ini menunjukkan waktu pembelian (time to buy) saham tersebut adalah tanggal 20-12-2012 pada harga 3.275. Selanjutnya PMI menunjukkan level tertingginya pada tanggal 26-12-2012 selanjutnya mulai reversal turun pada tanggal 27-12-2012. Sejak tanggal 21-12-2012 sampai 27-12-2012 PMI-R mengalami reversal naik. Ini menunjukkan bahwa menembus ke atasnya (break out) harga SMCB terhadap upper downtrend line jangka pendek pada tanggal 27-12-2012 bukan merupakan tanda/ signal kenaikan lebih lanjut harga dari saham tersebut dan saat itu sebenarnya sudah berada dalam posisi jual (sell).
RGW menunjukkan kenaikan downtrend strength dan kenaikan uptrend strength. SMCB mulai uptrend pada tanggal 27-12-2012. Ini sesuai dengan breakoutnya harga SMCB terhadap upper downtrend line jangka pendek pada tanggal 27-12-2012. Terlihat pada tanggal 27-12-2012 RGW juga tidak mendeteksi akan adanya penurunan tajam harga saham ini. Tampaknya ada upaya untuk menaikkan harga SMCB sejak tanggal 21-12-2012 agar saham ini kembali uptrend, akan tetapi tidak ditunjang dengan kenaikan volume transaksi yang bermakna seperti terlihat pada chart SMCB. Upaya untuk menaikkan harga SMCB juga terlihat pada tanggal 28-12-2012, di mana saham ini dibuka pada harga 3.500, kemudian naik ke 3.625 sebelum turun kembali.
Chart di bawah adalah chart SMCB dari 1-10-2012 s.d. 2-1-2013
AD Map menunjukkan puncak
akumulasi terjadi pada tanggal 3-12-2012, sesudah itu mulai turun sampai
tanggal 28-12-2012. VCI menunjukkan puncak akumulasi terjadi pada tanggal
14-11-2012, sesudah itu mulai turun sampai tanggal 28-12-2012. Ini berarti
mulai tanggal 19-11-2012 sebenarnya sudah terjadi distribusi yang semakin lama
semakin bertambah. Seharusnya para investor/ swing trader sudah menjual saham
ini pada tanggal 19-11-2012, saat mulai terjadi distribusi dan harga saham ini
mulai reversal turun. Harga SMCB sebenarnya sudah mulai melemah sejak tanggal
19-11-2012. Kenaikan harga SMCB mulai tanggal 21-12-2012 yang membentuk three
white soldiers dan menembus (break out) ke atas upper downtrend line jangka
pendek, bukan merupakan tanda/ signal
bagi para investor/ swing trader untuk membeli (buy) saham ini.
Analisa Profit Trading juga
mendeteksi bahwa sejak tanggal
26-12-2012 SMCB sudah berada di SELL
AREA. Rekomendasi untuk saham ini adalah sell ≥ 3.400 pada tanggal
26-12-2012. Jadi level sell (jual) saham
tersebut sejak tanggal 26-12-2012 sampai tanggal 28-12-2012 adalah sell pada harga 3.400 – 3.625. Dengan
menggunakan level sell (jual) tersebut, para investor/ swing trader dapat terhindar dari kerugian akibat
turunnya harga saham SMCB pada tanggal 28-12-2012. Ini merupakan bukti keunggulan teknik analisa dari Profit Trading dibandingkan analisa-analisa teknikal
dan fundamental pada umumnya.
Pada tanggal 28-12-2012 terlihat
adanya upaya mengangkat harga saham ini lebih tinggi lagi. Harga saham ini
diangkat dari 3.500 ke 3.625. Tampaknya para market mover ingin menimbulkan
kesan bahwa SMCB akan bergerak naik lebih jauh, sebelum pengumuman royalty
agreement, sehingga para investor/
trader berlomba melakukan pembelian dan mengalami corner (tersangkut) sewaktu
harganya turun. Akan tetapi hal tersebut tampaknya kurang berhasil. Saham ini
mendapatkan tekanan jual yang kuat dan harganya kembali turun ke sekitar 3.475
– 3.500, sebelum akhirnya turun ke 2.800 karena pengumuman tersebut. Kejadian
tersebut memicu gelombang sell off pada tanggal 2-1-2013 sehingga harganya
turun ke 2.600 atau turun sekitar 25,18 %. Ini sesuai dengan perhitungan
potensi penurunan laba bersih sebesar 20 % - 30 % dari Profit Trading.
No comments:
Post a Comment