Para pengunjung blog ini tentunya sudah pernah membaca postingan saya tanggal 16-05-2010 berjudul “BUMI Has Met A Very Strong Resistant”, di mana saya memprediksikan BUMI tidak akan break out (menembus) resisten 2.550 dan akan mulai turun pada tanggal 17-05-2010 dengan volume transaksi sekitar 150.000 – 300.000 lot.
Prediksi itu terbukti tepat sekali. BUMI tidak dapat menembus 2.550 dan mulai turun pada tanggal 17-05-2010. Pada hari itu BUMI langsung dibuka dengan gap down pada harga 2.425, naik sedikit ke 2.450, kemudian turun. Sejak saat itu sampai sekarang, resisten 2.550 belum pernah ditembus. Volume transaksinya pada tanggal 17-05-2010 adalah 327.415 lot, hanya berbeda sedikit dari analisa saya.
Pada kesempatan ini saya akan mereview analisa saham BUMI yang saya berikan dan membandingkannya dengan pergerakan saham BUMI dari tanggal 21-09-2010 sampai 08-10-2010.
Tabel-tabel di atas adalah analisa day trading untuk BUMI yang saya berikan kepada para member yang mendaftar untuk analisa saham saya. Analisa-analisa saham tersebut saya berikan sebelum pasar saham (market) dari hari yang saya analisa dibuka.
Berikut di bawah ini adalah tabel pergerakan harga saham BUMI dari tanggal 20-09-2010 sampai dengan 08-10-2010.
Sejak tanggal 17-05-2010, BUMI terus turun sampai harga terendahnya 1.280 pada tanggal 20-08-2010. Setelah itu mulai 23-08-2010 saham ini perlahan-lahan mulai bergerak naik. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh rencana manajemen BUMI untuk menerbitkan Notes dan Non Preemptive Rights Issue (penambahan modal tanpa HMETD) untuk membayar hutang-hutangnya, di mana JP Morgans, Credit Suisse dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich (RZB) dikabarkan akan menjadi pembelinya. Non Preemptive Rights Issue tersebut diterbitkan dengan harga 2.366.
Pada tanggal 20-09-2010, BUMI ditutup pada harga 2.025. Pada tanggal 21-09-2010 pagi, saya mengirimkan analisa di atas. Sesuai analisa di atas, rekomendasi untuk BUMI bila dibuka pada harga 2.050 dan naik adalah sell ≥ 2.100. Jadi semenggoda apa pun kenaikan BUMI, tidak dianjurkan membelinya pada harga ≥ 2.100 pada tanggal 21-09-2010. Kalau pun ada investor/ trader yang membelinya dan berhasil mendapatkan keuntungan, ini didapatkan dengan cara spekulatif dan beresiko. Cara-cara tersebut SANGAT TIDAK AMAN. BUMI sudah rawan dengan penurunan dan anjuran buy BUMI saat itu hanya pada harga ≤ 1.960.
Ternyata BUMI pada tanggal 22-09-2010 benar-benar mengalami penurunan. Artinya investor/ trader yang membelinya dengan berharap akan naik lebih lanjut dapat saja tersangkut.
Setelah turun selama 2 hari, pada tanggal 24-09-2010 dan 27-09-2010, BUMI kembali mengalami kenaikan sampai mencapai harga tertinggi 2.350, akan tetapi kemudian mulai turun. Terbentuknya long leg doji di puncak candle stick sesudah long white (green) candle membentuk pola evening doji star. Ini menunjukkan reversal turun dari BUMI. Pada tanggal 28-09-2010 dan 29-10-2010 BUMI kembali turun. Di bawah ini adalah chart BUMI sampai tanggal 29-09-2010.
Stochastic sudah mengalami death cross sejak tanggal 27-09-2010, sedangkan RSI, MACD dan ADX juga berbalik turun. Sesudah doji pada tanggal 27-09-2010, terbentuk 2 buah black (red) candle yang bergerak turun. Adakah tanda-tanda reversal naik pada chart BUMI di atas ?.
Pada tanggal 30-09-2010 pagi sebelum market buka, saya mengirimkan analisa saham di atas. Terlihat aneh tampaknya analisa saham saya tanggal 30-09-2010 bila dibandingkan dengan analisa saham tanggal 21-09-2010. Apakah para trader dan investor dapat melihat keanehannya ?. Keanehannya adalah pada analisa tanggal 21-09-2010, saya merekomendasi sell ≥ 2.100 padahal BUMI sedang naik. Sebaliknya pada tanggal 30-09-2010 saya malah merekomendasikan untuk buy pada harga yang lebih tinggi dari 2.100 (buy di 2.150) padahal BUMI justru sedang turun. Setelah buy di 2.150, saya menganjurkan untuk sell ≥ 2.275. Tidak ada indikator yang menunjukkan BUMI sedang reversal naik sampai tanggal 29-09-2010. Adakah yang mengira sebelumnya kalau pada tanggal 30-09-2010, BUMI mulai naik kembali dan akan dapat mencapai ≥ 2.275 ?.
Pada tanggal 30-09-2010, BUMI naik ke 2.200, akan tetapi kemudian turun ke 2.100 dan ditutup pada harga 2.125. Karena BUMI dapat naik mencapai 2.150, trader atau investor tentunya dapat membelinya pada harga tersebut, akan tetapi tidak dapat menjualnya pada harga ≥ 2.275. Tentunya trader atau investor yang membelinya pada harga 2.150 akan berpikir : celaka sudah, BUMI sedang turun mengapa harus dibeli dengan harga 2.150 ?.
Kekuatiran tersebut terjawab keesokan harinya. Pada tanggal 01-10-2010 dan 04-10-2010 BUMI bergerak naik sampai ke 2.250. Kalau para trader atau investor menjual BUMI dengan harga 2.250 pun tentunya tidak rugi, karena membelinya di 2.150. Akan tetapi trader atau investor belum dapat menjual dengan harga ≥ 2.275.
Pada tanggal 05-10-2010 BUMI malahan hanya mencapai 2.225 dan pada tanggal 06-10-2010 BUMI kembali hanya mencapai 2.250 saja. Tampaknya harga 2.275 tidak akan tercapai. Bila trader atau investor kuatir dengan hal tersebut tentunya harga jual 2.250 juga sudah cukup baik.
Pada tanggal 07-10-2010 dan 08-10-2010, analisa tersebut terbukti sangat tepat. BUMI dapat naik mencapai 2.275 pada tanggal 07-10-2010 dan naik mencapai 2.325 pada tanggal 08-10-2010. Trader atau investor benar-benar dapat menjual BUMI dengan harga ≥ 2.275, setelah membelinya pada harga 2.150. Analisa saham BUMI tanggal 30-09-2010 terbukti dapat mendeteksi reversal naik saham BUMI pada saat saham ini sedang turun, pada saat indikator-indikator analisa teknikal hanya menunjukkan BUMI sedang turun dan tidak mampu mendeteksi reversal naik dari BUMI. Harga-harga yang menjadi target pun dapat dicapai dengan tepat. Tercapainya harga 2.150 pada tanggal 30-09-2010 adalah indikator BUMI bergerak naik (reversal naik).
Friday, October 8, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment